Senin, 17 Maret 2014

Read The Quran - Lead The World


Etimologi

Al-Qur’an merupakan bentuk mashdar dari kata “qara’a” yang berarti bacaan. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:
فَإِ ذَا قَرَأْنهُ فَاتَّبِعْ قُرْءَانَهُ
Artinya: 
“Maka apabila Kami telah membacakannya (Al-Qur’an), maka ikutilah bacaan Kami”
(Q. S. Al-Qiyamah, 75:18).

Makna lafadz dalam ayat di atas adalah bacaan yang diucapkan oleh lisan malaikat Jibril AS kepada Rasulullah SAW.

Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang".

Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.

Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah, yang artinya:

“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.
(QS.75:17-18)

Terminologi

Al-Qur’ān (ejaan: Alquran, Arab: القرآن) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya:


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Resitasi:
iqra/ bi-ismi rabbika alladzii khalaqa
khalaqa al-insaana min 'alaqin
iqra/ warabbuka al-akramu
alladzii 'allama bialqalami
'allama al-insaana maa lam ya'lam

Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [1590],
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

[1590] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

Surat Al-'Alaq ayat 1-5

Al-Qur’an dapat diartikan sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW dengan dibacakan secara mutawatir (umum). Para ulama ushuluddin berpendapat bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah yang baqa’ dan kekal.

Sedangkan menurut Ash-Shabuni ( A. Zakaria, 2003: 1) Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada penutup nabi-nabi dan para utusan dengan diwasiatkan melalui Al-Amin Jibril AS, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (umum), yang menjadi ibadah ketika membacanya, yang dibuka dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.

Beberapa Pandangan Tentang Al-Qur’an

Dr. Maurice Bucaile (Sayid Mujtaba Musawilari, 2004), seorang ilmuan non muslim pernah berkata tentang Al-Qur’an:

"Sesungguhnya perkara yang utama dan terpenting ialah bahwasanya Al-Qur’an menyeru manusia pada pengetahuan, dan ia mencakup beberapa pendapat yang beraneka ragam dalam banyak fenomena alam secara mendetail dan selaras dengan data yang dikemukakan oleh ilmu pengetahuan modern, sedangkan hal yang seperti ini tidak dikemukakan dalam Taurat dan Injil.

Sesungguhnya pendapat-pendapat Al-Qur’an ini benar-benar telah menyejukan lubuk hatiku yang terdalam dan menjadikanku bertanya-tanya, bagaimana mungkin suatu teks yang akar sejarahnya kembali lebih dari tiga belas abad mencatat seluruh hakekat yang mengejutkan dan beraneka ragam ini, dan ia selaras dengan data yang dikemukakan oleh ilmu pengetahuan dan penemuan modern? Padahal Al-Qur’an dalam esensinya bukan buku ilmiah, tetapi tujuan utamanya adalah agama semata-mata, khususnya yang berkenaan dengan seruan manusia untuk memikirkan kekuasaan Allah yang mutlaq".

Dan ketahuilah bahwa Al-Qur’an ini adalah penasehat yang tidak pernah menipu, pemberi petunjuk yang tidak pernah menyesatkan dan pembicara yang tidak pernah berdusta. Siapa saja yang berkawan dengan Al-Qur’an, dia pasti memperoleh kelebihan dan kekurangan, yaitu kelebihan dalam kebenaran dan kekurangan dari kebutaan (hati).

Ketahuilah, tidak ada kebutuhan setelah Al-Qur’an dan tidak ada suatu kecukupan sebelum Al-Qur’an… (Sayid Mujtaba Musawilari, 2004).

Garis-Garis Besar Kandungan Al-Qur’an

Drs. Moh Riva’i (1990:97) dalam buku Ushul Fiqih-nya memaparkan pokok-pokok kandungan Al-Qur’an yang antara lain adalah sebagai berikut:

  • Tauhid, kepercayaan terhadap Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, para RasulNya, hari kemudian, dan Qadla dan Qadar yang baik dan buruk.
  • Tuntunan ibadat sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa tauhid.
  • Janji dan ancaman; Al-Qur’an menjanjikan pahala bagi orang yang mau menerima dan mengamalkan isi Al-Qur’an dan mengancam mereka yang mengingkarinya dengan siksa.
  • Hukum yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada Allah, yaitu orang-orang yang shaleh seperti Nabi-nabi dan Rasul-rasul, juga sejarah mereka yang mengingkari agama Allah dan hukum-hukumnya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan dan tauladan bagi orang-orang yang hendak mencari kebahagiaan dan meliputi tuntunan akhlaq.


Terminologi Al - Qur'an Menurut Pakar

Pengertian al-Quran secara terminologi, ditemukan banyak pendapat. Di antaranya adalah:
  1. Pengertian Al-Quran menurut al-Asfahani: Al-Quran secara khusus didefinisikan sebagai kitab (Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dan menjadikannya sebagai sumber pengetahuan, sebagaimana kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa.
  2. Pengertian al-Quran menurut Mannā’ al-Qathtān: Al-Qur’ān al-Karīm adalah mukjizat islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Nabi Muhammad saw untuk mengeluarkan manusia dari suasana gelap menuju yang terang, serta membimbing, mereka ke jalan yang lurus …
  3. Pengertian al-Quran menurut al-Shabūni: Dia (Al-Qur’ān) adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para Nabi da Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril as. Ia tertulis pada ‘mashahif’, diriwayatkan kepada kita dengan mutawātir, membacanya terhitung ibadah, diawali dengan surat al-Fātihah dan ditutup dengan surat An-Naas.
  4. Pengertian al-Quran dalam Ensiklopedi al-Qur’an: Al-Quran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan lafaz dan maknanya dari dengan perantaraan malaikat Jibril as yang tertulis dalam mushaf yang disampaikan secara mutawatir, dimulai dengan Surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Keempat versi pengertian Al-Quran tersebut, terlihat bahwa kesemuanya memiliki banyak persamaan.

Bahkan, dua definisi yang disebutkan terakhir (nomor 3 dan 4), kelihatannya sangat identik. Karena itu, kesemua pengertian Al-Quran yang telah disebutkan di atas dapat dipegang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibatasi bahwa al-Quran yang dimaksud di sini adalah: kalam Allah yang mengandung kemukjizatan dan diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai pedoman hidup bagi umat Islam secara khusus dan pedoman umat manusia secara umum.

Dengan batasan seperti ini, maka al-Quran bukanlah kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Pada sisi lain, keotentikan al-Quran tidak sama dengan Taurat dan Injil, atau kitab-kitab lainnya.

- dirangkum dari beberapa sumber.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar